Ujian Profesi Pendidikan Kejuruan




JAWABAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER

1.      Prinsip prinsip penyelenggaraan pendidikan Nasional
a)      Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
b)      Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.
1)      Pendidikan sistem terbuka: fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian program lintas satuan dan jalur pendidikan
2)      Pendidikan multimakna: proses pendidikan yang diselenggarakan dengan berorientasi pada pembudayaan,
pemberdayaan, pembentukan watak dan kepribadian, serta berbagai kecakapan hidup
c)      Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
d)     Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
e)      Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
f)       Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.  

2.      Hakekat pendidikan teknologi dan kejuruan yang ada di Indonesia
Pendidikan teknologi dan kejuruan adalah pendidikan yang diselenggarakan bagi para siswa yang merencanakan dan mengembangkan karirnya pada bidang keahlian tertentu untuk bekerja secara produktif.

3.      Gambaran masyarakat Indonesia 2020
Masyarakat pada tahun 2020 memiliki kualitas pendidikan yang memiliki daya saing regional pada tingkat ASEAN. Pembuatan standar mutu yang berkesinambungan diharapkan relevan dengan pasar regional ASEAN dan berdasarkan pada benchmarking yang obyektif dan realistis.Program kerja yang berdasarkan pemahaman terhadap perkembangan kebutuhan pasar regional menjadi faktor yang sangat penting dalam mencapai daya saing yang diinginkan. Sasaran-sasaran pembangunan yang melandasi kebijakan strategis pada periode ini meliputi terbentuk dan beroperasinya sistem layanan dengan standar tingkat ASEAN, citra Depdiknas yang telah lintas negara ASEAN, kerja sama antara negara-negara ASEAN terutama dalam bidang pendidikan yang semakin mantap, dan hal-hal lain yang relevan. Harapannya manusia Indonesia pada tahun 2020 ini sudah bisa menjadi titik pusat gravitasi sosial ASEAN sebagai sebuah entitas sosiokultural.



4.      Pembangunan sumber daya manusia di Indonesia di masa mendatang
Rencana pembangunan sumber daya manusia telah direncanakan dalam rencana pembangunan pendidikan jangka panjang yang dibuat oleh pemerintah. Rencana ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi penentuan penekanan pelaksanaan kebijakan pembangunan pendidikan nasional jangka menengah, dalam memastikan tercapainya visi dan misi departemen dengan penurunan program kerja yang realistis, terintegrasi, dan berkesinambungan. Rencana pembangunan SDM yang dilaksanakan adalah
a)      Periode 2005 – 2010 à Peningkatan Kapasitas dan Modernisasi
b)      Periode 2010 – 2015 à Penguatan Pelayanan
c)      Periode 2015 – 2020 à Daya Saing Regional
d)     Periode 2020 – 2025 à Daya Saing Internasional

5.      Karakteristik sekolah unggul dan penjelasan masing-masing terkait dengan misi pendidikan
a)      Kepemimpinan yang profesional (professional leadership) à sekolah dipimpin oleh pemimpin yang berwibawa dan memiliki kemampuan dalam memimpin, mengorganisasikan anggotanya dengan baik.
b)      Visi dan tujuan bersama (shared vision and goals) à semua elemen pendidikan memiliki suatu tujuan dan cara pencapaian yang sama dalam mewujudkan cita-cita sekolah yang telah disepakati bersama.
c)      Lingkungan belajar (a learning environment) à semua elemen membantu terciptanya lingkungan belajar yang kondusif, baik dari segi sarana maupun suasana yang mendukung kegiatan pembelajaran.
d)     Konsentrasi pada belajar-mengajar (concentration on learning and teaching)à semua elemen pendidikan di sekolah berusaha untuk fokus terhadap tugas dan tanggung jawabnya dalam kegiatan belajar mengajar.
e)      Harapan yang tinggi (high expectation)à semua elemen pendidikan memiliki cita-cita yang tinggi serta rasionalisasi dalam mencapai cita-citanya.
f)       Penguatan/pengayaan/pemantapan yang positif (positive reinforcement)à sekolah mampu menciptakan sarana yang bisa meningkatkan kemampuan peserta didiknya, seperti ekstrakurikuler dll.
g)      Pemantauan kemajuan (monitoring progress)à kemajuan sekolah harus dipantau melalui observasi maupun wawancara dengan elemen pendidikan di sekolah sesering mungkin sehingga semua aspek bisa dikendalikan.
h)      Hak dan tanggung jawab peserta didik (pupil rights and responsibility)à peserta didik menyadari sepenuhnya hak dan kewajibannya.
i)        Pengajaran yang penuh makna (purposeful teaching)à guru dituntut untuk mengajar dengan berbagai metode pembelajaran sehingga siswa bisa memahami materi dengan mudah.
j)        Organisasi pembelajar (a learning organization)à organisasi yang diperuntukkan bagi peserta didik untuk mengasah bakat, ketrampilan, kepemimpinannya seperti: Pramuka, PMR, Sendratari, Drama, Band dll.
k)      Kemitraan keluarga-sekolah (home-school partnership)à sekolah memiliki hubungan yang baik dengan DU/DI dalam kegiatan praktik di Industri bagi siswa SMK.
6.      Fungsi pendidikan dan kejuruan dalam meningkatkan ketrampilan peserta didik
Pendidikan dan kejuruan ini merupakan bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang untuk menguasai keterampilan tertentu, sehingga mampu bekerja dalam jenis pekerjaan yang telah dipelajarinya pada suatu usaha atau industri. Kemampuan lulusan dari sekolah kejuruan akan mempengaruhi kualitas produksi dari suatu perusahan di mana lulusan bekerja. Untuk meningkatkan kualitas produksi di dunia usaha atau dunia industri, maka harus melakukan upaya perbaikan atau pembaharuan pembelajaran oleh para guru termasuk peningkatan kemampuan guru dalam bidang kejuruannya masing-masing.

7.      Proses transformasi dalam pendidikan teknologi dan kejuruan di Indonesia
Kemajuan yang pesat di berbagai bidang terutama dalam bidang teknologi informasi membuat peluang yang besar untuk menentukan skap dalam hal menerima, memilih dan memilah,menolak segala informasi yang ada. Khususnya dalam kaitan belajar, telah tersedia aneka sumber belajar, baik melalui media elektronik maupun media cetak. Disamping itu fenomena alam pun dapat menjadi sumber belajar dan sumber inspirasi.
Agar dapat memiliki lulusan yang berkualitas, Lembaga pendidikan kejuruan harus dapat
memulai suatu gerakan baru dalam mengantisipasi perkembangan teknologi informasi, sehingga lulusannya sesuai dengan kebutuhan pasar dan dapat bersaing untuk menunjukkan jati diri lulusan lembaga pendidikan kejuruan.

8.      Peran pendidikan teknologi dan kejuruan dalam rangka memperbaiki kesejahteraan masyarakat
Banyaknya tenaga terdidik terampil untuk bekerja sesuai bidangnya akan memberi peluang untuk dapat bekerja, mendapat penghasilan yang memadai. Penghasilan yang didapat oleh setiap orang akan meringankan beban keluarga, meningkatkan kesejahteraan masyarakat apabila setiap tenaga kerja terampil tersebut dapat mengelola penghasilan sesuai prioritas kebutuhannya. Selain itu, banyaknya tenaga kerja terampil kejuruan yang terarah dapat mengurangi pengangguran. Mereka dapat memanfaatkan keahliannya masing-masing untuk tidak menganggur, dapat bekerja di dunia usaha atau dunia industri, bahkan dapat berusaha mandiri atau menciptakan lapangan kerja, minimal untuk diri sendiri.  Hal ini tentu saja akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

9.      Tujuan pendidikan teknologi dan kejuruan
a)      Menyiapkan siswa menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang mampu meningkatkan kualitas hidup, mampu mengembangkan dirinya, dan memiliki keahlian dan keberanian membuka peluang meningkatkan penghasilan.
b)      Menyiapkan siswa mejadi tenaga kerja produktif
-          Memenuhi keperluan tenaga kerja dunia usaha dan industry
-          Menciptakan lapangan kerja bagi dirinya dan bagi orang lain
-          Merubah status siswa dari Negara yang ketergantungan menjadi bangsa yang berpenghasilan


c)      Menyiapkan siswa menguasai IPTEK
-          Mampu mengikuti, menguasai, dan menyesuaiakan diri dengan kemajuan IPTEK
-          Memiliki kemampuan dasar untuk dapat mengembangkan diri secara berkelanjutan.

10.  Tantangan pendidikan teknologi dan kejuruan di Indonesia saat ini dalam mencapai cita-cita pendidikan nasional
(1) pemerataan dan perluasan akses; (2) peningkatan mutu, relevansi dan daya saing; dan (3) peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik.
a.      Pengertian pendidikan dan pelatihan
Proses yang meliputi serangkaian tindak (upaya) yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihan dalam satuan waktu tertentu yang bertujuan meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektivitas, produktivitas dalam suatu organisasi.

b.      Tahap-tahap pendidikan dan pelatihan yang baik
Menurut peneliti, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan secara operasional adalah proses yang berawal dari penyiapan kurikulum, penyediaan sarana dan prasarana, penetapan peserta, pengendalian proses belajar mengajar dan evaluasi penyelenggaraan baik berkenaan dengan faktor input, faktor proses maupun output dan berakhir dengan pelaporan.

c.       Tujuan pendidikan dan pelatihan
 (1)  peningkatan  kualitas  sumber  daya  manusia  (SDM);  (2)  pengentasan pengangguran  bagi  pemuda;  (3)  penyediaan  lapangan  pekerjaan  bagi warga negaranya;  (4)  pengurangan  beban  bagi  sistem  pendidikan  akademik;  (5) penarikan  investasi  luar  negeri;  (6)  penjaminan  peningkatan  penghasilan  dan pekerjaan;  (7)  pengurangan  kesenjangan  penghasilan  antara  kelompok  kaya  dan kaum  miskin;  (8)  wahana  pengembangan  karya-karya  teknologi  bermutu;  (Gill, Dar, & Fluitman: 2000:1); dan  (9) konservasi budaya dan tradisi lokal.

d.      Prinsip-prinsip pendidikan dan pelatihan
1.      Perbedaan individuà Hal ini berkaitan dengan kepastian akan adanya perbedaan potensi dari peserta didik  karena perbedaan dalam pendidikan, pengalaman, bakat, minat dan sebaginya.
2.      Hubungan dengan analisis jabatan àPernyataan ini mendasari  bahwa materi yang diberikan pada pendidikan dan pelatihan harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
3.      Motivasià Perhatian terhadap peserta juga diperlukan sehingga timbul semangat dalam mengikuti program tersebut.
4.      Partisipasi aktifà Hal ini berhubungan dengan keaktifan peserta didalam proses pembelajaran. Ini akan membawa suasana kelas menjadi sangat kondusif  dengan nuansa perbincangan ilmiah dua arah.
5.      Seleksi pengikut latihanà Seleksi ini perlu dilakukan supaya peserta yang ikut program memulainya dengan sesuatu yang sama atau hampir sama, baik secara pengalaman maupun secara pendidikan dan sebagainya.
6.      Seleksi para pelatihà Pelatih juga perlu diseleksi. Hal ini sepaya pembelajaran yang berlangsung dapat berjalan secara efektif.
7.      Latihan dan para pelatihà Pelatih perlu mendapatkan pelatihan khusus. Hal ini supaya mendapatkan tipe pelatih yang pandai secara teoritis dan praktis dan dapat pula menyampaikan pengetahuan dan pengalamannya kepada orang lain.
8.      Metode pelatihanà Metode dalam  proses pembelajaran sangat menunjang keberhasilan dari program. Oleh karena itu, metode pelatihan yang ditetapkan harus sesuai dengan peltihan yang diberikan.
9.      Prinsip belajarà Ini berkaitan dengan  hirarki dalam azas belajar. Yaitu dimulai dari hal yang sederhana ke hal yang sulit sehingga diharapkan peserta mudah untuk memahami masalah yang diberikan.

e.       Arti kinerja dalam sebuah tugas dan wewenang dalam sebuah pekerjaan
Kinerja adalah tingkat capaian prestasi dari suatu program atau kegiatan tertentu dari tugas pekerjaan.

11.  Pelaksanaan outsourcing dalam kaitannya dengan perlindungan hak pekerja di Indonesia
Pelaksanaan outsourcing di Indonesia sangat merugikan pekerjanya. Oleh karena itu perlu dibuat pembaharuan peraturan mengenai ketenagakerjaan yang mengatur outsourcing guna melindungi kepentingan pekerja maupun pengusaha serta pengawasan dari Pengawas Perburuhan dari Departemen Tenaga Kerja untuk lebih aktif dan independen dalam mengawasi perusahaan dan pelaksanaan outsourcing yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

12.  Pertimbangan-pertimbangan dalam perencanaan kebutuhan guru kejuruan (vokasi) di Indonesia
a)      Jumlah sekolah dan jumlah rombongan belajar secara nasional
b)      Jumah kewajiban miimal mengajar seorang guru per minggu (24 jam pelajaran per minggu sesuai dengan UUGD No 14 Tahun 2005)
c)      Jumlah jam masing-masing mata pelajaran per minggu menurut kurikulum yang berlaku (42 jam pelajaran)
d)     Memperhatikan rasio guru terhadap siswa yang berlaku
e)      Peningkatan jumlah SMK dilakukan dengan penambahan unit sekolah baru
f)       Adanya tenaga guru yang pension pada tahun berjalan
g)      Adanya rekruitmen tenaga kerja guru baru

13.  Konsep-konsep yang mendasari pendidikan kejuruan
a)      Orientasi pada proses dan hasil atau lulusan.
b)      Justifikasi pada adanya kebutuhan nyata tenaga kerja di lapangan kerja atau di dunia usaha dan industri
c)      Fokus pada pengembangan pengetahuan tentang bidang tertentu dan secara simultan mempersiapkan peserta didik yang produktif.
d)     Penilaian keberhasilan pada peserta didik di sekolah harus pada penilaian sebenarnya atau kemampuan melakukan suatu pekerjaan.

14.  Asumsi tentang peserta didik saat ini
Peserta didik saat ini dianggap sebagai anak yang berkeinginan memiliki kemampuan vokatif. Peserta didik memiliki harapan dapat langsung bekerja atau melanjutkan ke perguruan tinggi dengan mengambil bidang profesional atau bidang akademik.

15.  Dimensi ekonomi kejuruan
Hubungan dimensi ekonomi dengan pendidikan kejuruan secara konseptual dapat dijelaskan dari kerangka investasi dan nilai balikan (value of return) dari hasil pendidikan kejuruan upaya mewujudkan peserta didik menjadi manusia produktif, untuk mengisi kebutuhan terhadap peran-peran yang berkaitan dengan peningkatan nilai tambah ekonomi masyarakat.

16.  Hubungan pendidikan kejuruan dengan ketenagakerjaan
Pendidikan kejuruan memfokuskan usahanya pada komponen pendidikan dan pelatihan yang mampu pengembangkan potensi manusia secara optimal.Pendidikan ini mengembangkan kemampuan spesifik secara terpisah dari totalitas pribadi anak didik, sehingga memberikan bekal bagi masa depannya sebagai tenaga kerja.

17.  UU RI No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan khususnya pasal 18 dalam kerangka system kompetensi profesi
Bahwa tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan kompetensi kerja setelah mengikuti
pelatihan kerja yang diselenggarakan lembaga pelatihan kerja pemerintah, lembaga
pelatihan kerja swasta, atau pelatihan di tempat kerja.Pengakuan tersebut diperoleh melalui sertifikasi kompetensi kerja yang diikuti oleh tenaga kerja yang telah berpengalaman. Sertifikasi ini dilaksanakan oleh badan nasional sertifikasi profesi yang independen dan dibentuk dengan Peraturan Pemerintah.

18.  Implementasi life long leaning cycle dalam pengembangan SDM di Industri
Pengembangan SDM ini dimulai dari awal bekerja (basic training) kemudian akan dilatih di tempat bekerja. Setelah itu akan diadakan penilaian kinerja untuk pekerja yang berhak mengikuti sertifikasi profesi. Pekerja yang telah mendapat sertifikasi diharapkan meningkatkan kompetensinya lagi dengan mengikuti basic training yang lebih tinggi. Begitu seterusnya tidak akan pernah berakhir siklus yang seperti ini. Hal ini menunjukkan bahwa pekerja senantiasa diharapkan memiliki kompetensi yang semakin tinggi ketika berkerja lebih lama.

19.  Struktur pendidikan vokasi di Indonesia
Dalam sistem  penyelenggaraan pendidikan berorientasi dunia kerja  di Indonesia, terdapat dua istilah pendidikan yang digunakan, yaitu: pendidikan kejuruan dan pendidikan vokasi.  Dalam   Pasal 15  Undang- undang  Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003  dijelaskan  pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu, sedangkan pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana. Dengan demikian, pendidikan kejuruan merupakan penyelenggaraan jalur pendidikan formal yang dilaksanakan pada jenjang pendidikan tingkat menengah, yaitu: pendidikan menengah kejuruan yang berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pendidikan vokasi merupakan penyelenggaraan jalur pendidikan formal yang diselenggarakan pada
pendidikan tinggi, seperti: politeknik, program diploma, atau sejenisnya.  Uraian di
atas menunjukkan bahwa pendidikan kejuruan dan pendidikan vokasi merupakan
penyelenggaraan program pendidikan yang terkait erat dengan ketenagakerjaan.
Menurut Sapto Kuntoro sebagaimana dikutip Soeharsono (1989), hubungan antara
jenjang pendidikan di sekolah dengan ketenagakerjaan dapat  diilustrasikan seperti
Gambar.
20.  Mengembangkan trend kompetensi pendidikan vokasi saat ini
a)      Menggunakan tools  secara interaktif, berupa kebutuhan individu menggunakan  tools  secara luas untuk berinteraksi secara efektif dengan lingkungan fisik dalam bentuk teknologi informasi dan dengan sosial budaya dalam mengunakan bahasa;
b)      Interaktif dalam kelompok yang heterogen, yaitu meningkatkan kemampuan individu agar dapat menyertakan orang lain dan kemampuan untuk melaksanakan pertemuan dengan berbagai orang dengan latar belakang yang berbeda atau jamak;
c)      Bertindak secara otonom, kemampuan untuk bertanggung jawab pada diri sendiri dalam situasi kehidupan dalam konteks sosial yang kompleks.

21.  Terminologi pendidikan vokasi di Indonesia
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana. Pendidikan vokasi merupakan penyelenggaraan jalur pendidikan formal yang diselenggarakan pada pendidikan tinggi, seperti: politeknik, program diploma, atau sejenisnya. 

22.  Lima peran guru
a)      Sebagai Fasilitator bagi peserta didik
1.      Menyediakan pengalaman belajar
2.      Menyediakan kegiatan-kegiatan yang merangsang
3.      Memonitoring selama proses pembelajaran
4.      Mengevaluasi dan memberikan topangan selama proses pembelajaran
5.      Memberikan umpan balik
b)     Sebagai motivator bagi peserta didik
1.      Guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan
2.      Guru harus dapat membangkitkan motivasi siswa dengan system pembelajaran yang menarik.
3.      Guru dapat menjadi topangan siswa saat mengalami kesulitan
4.      Guru dapat menjadi teman yang baik saat siswa mengalami kesulitan
5.      Guru mengenal baik karakteristik muridnya
c)      Sebagai Pemacu bagi peserta didik
1)      Guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan
2)      Guru harus dapat membangkitkan motivasi siswa dengan system pembelajaran yang menarik.
3)      Guru dapat menjadi topangan siswa saat mengalami kesulitan
4)      Guru dapat menjadi teman yang baik saat siswa mengalami kesulitan
5)      Guru mengenal baik karakteristik muridnya
d)     Sebagai Perekayasa Pembelajaran bagi peserta didik
1.      Guru dapat menentukan materi yang menarik bagi siswa
2.      Guru dapat menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan materinya
3.      Guru dapat menentukan media pembelajaran yang sesuai dengan materinya
4.      Guru dapat menentukan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan materinya
5.      Guru dapat mengajar seefektif mungkin
e)      Sebagai Pemberi Inspirasi belajar bagi peserta didik
1.      Guru memberikan antusiasme saat kegiatan pembelajaran
2.      Guru memberikan contoh keteladanan langsung di kehidupn sehari-hari
3.      Guru bertindak secara adil
4.      Guru bertindak secara bijaksana dalam menyelesaikan masalah

23.  Sepuluh ciri guru professional yang berbeda dengan cirri profesi yang lainnya
a) Selalu punya energi untuk siswanya
Seorang guru yang baik menaruh perhatian pada siswa di setiap percakapan atau diskusi dengan mereka. Guru yang baik juga punya kemampuam mendengar dengan seksama.
b) Punya tujuan jelas untuk Pelajaran
Seorang guru yang baik menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap pelajaran dan bekerja untuk memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas.
c) Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif sehingga bisa  mempromosikan perubahan perilaku positif di dalam kelas.
d)Punya keterampilan manajemen kelas yang baik
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik dan dapat memastikan perilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan bekerja sama secara efektif,  membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh komponen didalam kelas.
e) Bisa berkomunikasi dengan Baik Orang Tua
Seorang guru yang baik menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua dan membuat mereka selalu update informasi tentang apa yang sedang terjadi di dalam kelas dalam hal kurikulum, disiplin, dan isu lainnya. Mereka membuat diri mereka selalu bersedia memenuhi  panggilan telepon, rapat, email dan sekarang, twitter.
f)  Punya harapan yang tinggi pada siswa nya
Seorang guru yang baik memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan mendorong semua siswa dikelasnya untuk selalu bekerja dan mengerahkan potensi terbaik mereka.
g) Pengetahuan tentang Kurikulum
Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan mendalam tentang kurikulum sekolah dan standar-standar lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga  memastikan pengajaran mereka memenuhi standar-standar itu.
h) Pengetahuan tentang subyek yang diajarkan
Hal ini mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme untuk subyek yang mereka ajarkan. Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan menyimpan bahan menarik bagi para siswa, bahkan bekerja sama dengan bidang studi lain demi pembelajaran yang kolaboratif.
i)   Selalu memberikan yang terbaik  untuk Anak-anak dan proses Pengajaran
Seorang guru yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anak-anak. Mereka gembira bisa mempengaruhi siswa dalam kehidupan  mereka dan memahami dampak atau pengaruh yang mereka miliki dalam kehidupan siswanya, sekarang dan nanti ketika siswanya sudah beranjak dewasa.
j)   Punya hubungan yang berkualitas dengan Siswa
Seorang guru yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling hormat menghormati dengan siswa dan membangun hubungan yang dapat dipercaya.

24.  Program kerja sebagai guru professional untuk mengatasi permasalahannya
a.      Rendahnya akses dan pemerataan pendidikan
-          Memberikan usul agar sekolah bisa membuat badan amal usaha yang menjadi ruh/biaya operasional pendidikan lebih-lebih tanpa melibatkan pembiayaan  kepada siswa. Kalaupun siswa dikenai biaya itupun harus disesuaikan dengan tingkat pendapatan orang tua.
-          Membantu pemerintah dalam membuat regulasi tentang standar Biaya Operasional Pendidikan. Kebijakan BOS telah ditelurkan oleh pemerintah yang pada kenyatannya di lapangan masih banyak sekolah-sekolah yang mencari lahan untuk menarik pungutan kepada siswa (orang tua) dengan embel-embel program tertentu.
-          Mendistribusikan bantuan pendidikan (Imbal swadaya, Block Grant, dll) kepada sekolah sesuai dengan kuintasi yang dicairkan dan jangan sampai bantuan yang diberikan oleh pemerinta.
-          Mengadakan sekolah gratis/kursus gratis.
b.      Kurangnya sarana dan prasarana di sekolah
-          Menciptakan media pembelajaran yang mudah dan murah
-          Menjalin hubungan dengan sekolah lain untuk mengadakan workshop bersama.
-          Mengadakan kerja sama dalam pembuatan media sehingga kebutuhan sarana dan prasarana bisa diminimalisir.

25.  Indikator-indikator dari masing-masing standar kompetensi Guru TIK Profesional
a)      Kompetensi Personal
-          Selalu menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
-          Selalu menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia yang menjadi teladan bagi peserta didik.
-          Selalu berperilaku sebagai pendidik profesional.
-          Mengembangkan diri secara terus menerus sebagai pendidik profesional.
-          Mampu menilai kinerja sendiri yang dikaitkan dengan pencapaian tujuan utuh pendidikan TIK. 
b)      Kompetensi Profesional
-          Adaptif(Ketrampilan Komputer dan Pengolahan Informasi)
-          Produktif (Keahlian)
c)      Kompetensi Pedagogik
-          Mampu memutuskan mengapa, kapan, dimana, dan bagaimana TIK mendukung tujuan pengajaran, dan bagaimana memilih jenis-jenis TIK yang sesuai untuk keperluan belajar siswa.
-          Mampu mengembangkan potensi peserta didik.
-          Menguasai prinsip-prinsip dasar pembelajaran berbasis TIK.
-          Mengembangkan kurikulum TIK yang mendorong keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran.
-          Merancang pembelajaran TIK yang mendidik.
-          Melaksanakan pembelajaran TIK yang mendidik.
-          Menilai proses dan hasil pembelajaran TIK yang mengacu pada tujuan utuh pendidikan.
d)     Kompetensi Sosial
-          Mampu berkomunikasi secara efektif dengan orang tua peserta didik, sesama pendidik, dan masyarakat sebagai stakeholders dari layanan ahlinya.
-          Berkontribusi terhadap perkembangan pendidikan TIK di sekolah dan masyarakat.
-          Berkontribusi terhadap perkembangan pendidikan TIK di tingkat lokal, regional, dan nasional.
-          Mampu memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

e-learning readiness