PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA




A.    JUDUL PENELITIAN
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI MULTIMEDIA PADA MATERI MENGUASAI DASAR ANIMASI STOP MOTION DI  SMK N 1 MAGETAN

B.    BIDANG : TIK

C.    LATAR BELAKANG
Mata diklat produktif merupakan mata diklat yang sangat diperlukan dalam pembelajaran siswa SMK Multimedia.Penguasaan materi produktif ini diperlukan siswa untuk bekerja maupun melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi. Sala satu kompetensi yang sangat penting yaitu menguasai dasar animasi stop motion. Kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan siswa dalam megoperasikan software pembuat animasi. Kompetensi siswa bisa dilihat dari hasil belajarnya.
Hasil belajar merupakan pencapaian kompetensi yang dimiliki perserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Susilo (2007: 159), pada pembelajaran tuntas, kriteria pencapaian kompetensi yang ditetapkan adalah minimal 75 %. Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan 75 %, sekurang-kurangnya 85 % dari jumlah peserta didik yang ada di kelas.
SMK Negeri 1 Magetan telah menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk semua mata diklat produktif adalah 80%. Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa pada materi cara menggambar kunci untuk animasi semester Ganjil tahun ajaran 2012/2013 kelas XI MM 1 di SMK Negeri 1 Magetan diperoleh data bahwa ketuntasan klasikal hanya 67.5% siswa yang lulus dengan nilai 80%. Oleh karena itu, hasil belajar siswa pada mata diklat ini tergolong masih rendah.
Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa ini maka perlu diadakan pergantian metode pembelajaran. Hal ini karena berdasarkan observasi guru hanya menggunakan metode pembelajaran konvensional dalam menyampaikan materi. Hal ini membuat siswa bosan sebab siswa tidak ikut dilibatkan langsung dalam kegiatan pembelajaran.
Untuk mengatasi kurang terlibatnya siswa dalam kegiatan pembelajaran, maka perlu digunakan metode pembelajaran metode pembelajaran kooperatif. Ada berbagai macam pembelajaran kooperatif yang ada agar hasil belajar di dalam kelas meningkat. Beberapa metode pembelajaran dalam pembelajaran kooperatif yang sering dipakai antara lain: Student Teams Achievement Division (STAD), Jigsaw, Thik Pair and Share (TPS), Team Assisted Individualization (TAI) dan lain sebagainya.
Menurut penelitian Christiana (2007) bahwa metode pembelajaran Team Assisted Individualization(TAI) secara signifikan memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap prestasi belajar. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Hidayati(2009) bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Team Assisted Individualization(TAI) lebih baik daripada siswa yang tidak menggunakan metode ini.
Penelitian Fandria Noviasiska(2008) juga menyebutkan bahwa penerapan metode pembelajaran Team Assisted Individualization(TAI) dapat meningkatkan prestasi belajar dari data awal 54,51 menjadi 63,58 pada siklus I dan 75,18 pada siklus II. Peningkatan ini juga diikuti dengan peningkatan aktifitas belajar siswa dari 67,22% pada siklus I menjadi 76,94% pada siklus II.
Selain itu, pemilihan penggunaan metode pembelajaran Team Assisted Individualization(TAI) adalah karena dalam metode ini tim dibagi berdasarkan kemampuan awal siswa yang diketahui melalui pre-test sebelum dibentuk tim. Hal ini berguna untuk membuat tim yang heterogen anggotanya dan homogen kemampuan tiap tim. Metode Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) akan membantu individu untuk memecahkan masalahnya dengan berdiskusi dalam sebuah tim. Selain itu dalam metode ini juga ada demonstrasi megenai hasil diskusi kelompok di depan kelas. Penghargaan terhadap kelompok juga dilakukan setiap ada peningkatan aktifitas pembelajaran. Dengan penghargaan ini, diharapkan siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar.
Dengan adanya latar belakang yang telah dijelaskan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Multimedia pada Materi Menguasai Dasar Animasi Stop Motion Di  SMK N 1 MAGETAN”.

D.    PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
1.      Perumusan Masalah
Apakah penerapan metode pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Multimedia pada materi menguasai dasar animasi stop motion di  SMK N 1 Magetan?
2.      Pemecahan Masalah
Pembelajaran di SMK N 1 Magetan masih menggunakan metode pembelajaran konvensional. Metode pembelajaran ini membuat anak kurang bersemangat dalam kegiatan pembelajaran karena siswa tidak dikutsertakan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini mengakibatkan hasil belajar yang rendah. Oleh  karena  itu, penulis mencoba menawarkan suatu model pembelajaran yaitu metode pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dengan pertimbangan bahwa TAI memiliki kelebihan antara lain:
a.    Mendorong siswa untuk belajar kelompok dalam tim. Belajar dalam tim akan membuat siswa berani bertanya dengan teman sebaya yang dianggap lebih pandai dan bisa saling memberikan jawaban yang bervariasi dan saling melengkapi antar tim. Dengan hal tersebut dapat tercipta interaksi antar siswa sehingga ketrampilan sosila akan meningkat dan meniadakan garis pembatas antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.
b.    Perolehan nilai akan dilakukan pada setiap anggota tim untuk memastikan keberhasilan tim, memberikan pujian dan penghargaan bagi tim yang mampu bekerja dengan baik (Team score and team recognition). Hal ini akan mendorong motivasi belajar siswa untuk selalu meningkatkan hasil belajar dalam upaya menambah skor tim.
Dengan rasionalisasi metode pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) tersebut maka peneliti berharap dengan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Multimedia pada materi menguasai dasar animasi stop motion di SMK N 1 Magetan.

3.      Tujuan Penelitian
Meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Multimedia pada materi menguasai dasar animasi stop motion di  SMK N 1 MAGETAN dengan penerapan metode pembelajaran Team Assisted Individualization(TAI)

4.      Definisi Operasional Variabel
a)      Metode pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) merupakan  pembelajaran dengan membentuk kelompok yang memanfaatkan keberagaman kemampuan, selanjutnya membawa masalah yang dihadapi oleh individu di dalam kelompok belajar kooperatif dan saling membantu dalam memecahkan masalah serta mendorong untuk berhasil.
b)      Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar mengajar yang memungkinkan untuk diukur dan dicerminkan oleh nilai tes yang diperoleh setelah mengalami proses belajar mengajar diakhir perlakuan.

E.    KAJIAN PUSTAKA
1)      Metode Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).
Metode Team Assisted Individualization (TAI) yang dikembangkan oleh Slavin dan koleganya di Universitas John Hopkin, merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif. Dalam metode Team Assisted Individualization (TAI), siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang, tiap kelompok harus heterogen terdiri dari laki-laki dan perempuan, berbagai keragaman suku, memiliki kemampuan akademik tinggi, sedang dan rendah (Slavin 1995).
Metode Team Assisted Individualization (TAI) menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual. Pada metode ini, pebelajar masuk dalam sebuah urutan kemampuan individual sesuai dengan hasil tes penempatan (placement test) dan kemudian maju sesuai dengan kecepatannnya sendiri. Anggota tim bekerja dengan menggunakan bahan ajar dan rancangan pembelajaran yang telah disiapkan. Pebelajar saling memeriksa pekerjaan teman sesama tim dengan dipandu lembar kerja siswa dan oleh lembar jawaban dan saling membantu dalam menyelesaikan setiap soal yang ada dalam bahan ajar. Tes unit akhir dikerjakan tanpa bantuan teman sesama tim dan diskor segera.
Slavin (1995) merancang unsur-unsur program TAI yang meliputi teams, placement test, students creative, team study, team score and  team recognition,  teaching group, fact test, whole class unit. Adapun penjelasan secara rinci delapan unsur program TAI tersebut adalah:
Pertama, Placement test/tes penempatan merupakan tes pra-program yang diberikan pada permulaan pelaksanaan program pembelajaran.
Kedua, Team yang dimaksud adalah kelompok belajar yang terdiri dari 4-5 orang (sesuai jumlah siswa dalam kelas) sama seperti pembelajaran kooperatif yang lain. Fungsi kelompok adalah untuk memastikan semua anggota kelompok ikut dan memiliki kesempatan yang sama untuk sukses. Setiap anggota kelompok mengembangkan kemampuan masing-masing untuk berpikir tentang objek yang dipermasalahkan sehingga ada interaksi kelompok.
Ketiga, Teaching Group merupakan saat dimana guru menyampaikan  materi secara umum dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan bersama.
Keempat, Student Creative dilakukan sebelum siswa bekerja dalam kelompoknya. Pada tahap ini siswa masing-masing berusaha membaca, memahami serta mencoba mengerjakan tugas yang diberikan secara individu.
Kelima, Team study dimana semua anggota kelompok bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan unit pembelajaran dari guru. Saat inilah siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata membantu menjelaskan unit materi kepada siswa yang ada di bawah rata-rata (Assisted Individualization).
Keenam, Whole class unit, adalah penyampaian hasil kerja di depan kelas oleh seluruh anggota kelompok dan ditanggapi kelompok lain.
Ketujuh, Fact test merupakan tes yang diberikan pada akhir pelaksanaan program setelah keseluruham materi dalam satu topik selesai.
Kedelapan, Team score and team recognition, guru menghitung jumlah skor tiap tim. Skor ini didasarkan pada rata-rata nilai anggota kelompok dan dari tes. Kriteria yang dianut untuk menentukan kriteria kelompok adalah kriteria tinggi untuk kelompok super, kriteria menengah untuk kelompok hebat dan kriteria minimum untuk kelompok baik. Skor pengembangan individu berguna untuk memotivasi siswa agar belajar lebih giat.
Skor pengembangan individu dihitung berdasarkan skor dasar dan skor tes pada akhir siklus. Skor dasar diambil dari skor tes yang dilakukan oleh guru sebelum melaksanakan metode pembelajaran TAI. Sedangkan pemberian tes akhir siklus dilakukan setelah metode pembelajaran TAI. Kriteria pemberian skor dapat dilihat pada table 2.1
Tabel 2.1 Perhitungan Skor Perkembangan Individual

Skor Siswa
Skor Perkembangan
 Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar
5
10 – 1 poin di bawah skor dasar
10
10  poin di atas skor dasar
20
Lebih dari 10  poin di atas skor dasar
30

Pemberian penghargaan diberikan setiap akhir pembelajaran berdasarkan skor peningkatan yang diperoleh oleh tiap individu dalam kelompok. Pemberian penghargaan dilakukan dengan cara diumumkan nama kelompok dengan skor tertinggi dan penghargaan bisa berupa apapun asal siswa tertarik untuk belajar lebih giat.
Menurut Slavin(1995) dalam Anwar(2003:54) penghargaan kelompok berdasarkan skor kelompok terdapat tiga tingkatan penghargaan yang dapat dilihat dalam tebel 2.2

Tabel 2.2 Tabel Penghargaan Kelompok
Poin Kelompok
Tingkat Penhargaan Kelompok
5
Baik
15
Hebat
23
Super
“Slavin (2008:190-195) menyebutkan beberapa kelebihan pembelajaran model TAI antara lain:
a)      Guru terlibat minimal dalam pengaturan dan pengecekan rutin.
b)      Guru akan menggunakan waktunya paling sedikit dalam mengajar kelompok kecil.
c)      Pelaksanaan program sederhana.
d)     Para siswa dapat mengecek pekerjaan satu dengan yang lainnya.
e)      Mengurangi perilaku yang mengganggu.
f)       Mengurangi konflik antar pribadi.
g)      Program ini sangat membantu siswa yang lemah.
h)      Meningkatkan motivasi belajar pada diri siswa.
i)        Meningkatkan hasil belajar.”

2)      Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar (Dimyati dan Mujiono, 2006:3). Hasil belajar diakhiri dengan tes yang dibuat oleh guru untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberi materi.
Menurut Sudjana (2010:22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan ini bisa berupa ketrampilan, pengetahuan ataupun sikap. Kemampuan ini yang nantinya akan digunakan sebagai bahan evaluasi oleh guru untuk mengetahui keberhasilan kegiatan pembelajaran.
Bloom membagi kompetensi menjadi 3 ranah yaitu:
a)      Cognitive Domain (Ranah Kognitif)
Dalam perkembangannya, taksonomi Bloom telah mengalami revisi yaitu pada ranah kognitif.  Taksonomi Bloom yang direvisi ini memisahkan secara tegas antara dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif. Jumlah dan jenis proses kognitif tetap sama seperti dalam taksonomi yang lama, hanya kategori analisis dan evaluasi ditukar urutannya dan kategori sintesis kini dinamai membuat (create). Seperti halnya taksonomi yang lama, taksonomi yang baru secara umum juga menunjukkan penjenjangan, dari proses kognitif yang sederhana ke proses kognitif yang lebih kompleks. Namun demikian penjenjangan pada taksonomi yang baru lebih fleksibel sifatnya. Artinya, untuk dapat melakukan proses kognitif yang lebih tinggi tidak mutlak disyaratkan penguasaan proses kognitif yang lebih rendah (Widodo, 2006:5)


1)    Menghafal (remember)
Proses menghafal merupakan suatu proses untuk menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang. Mengingat merupakan proses kognitif yang paling rendah tingkatannya. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif, yaitu mengenali (recognizing) dan mengingat (recalling).
2)    Memahami (Understand)
Proses memahami merupakan suatu proses untuk mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, mengaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang te-lah ada dalam pemikiran siswa. Kategori memahami mencakup tujuh proses kognitif, yaitu menafsirkan (interpreting), memberikan contoh (exemplifying), mengklasifikasikan (classifying), meringkas (sum-marizing), menarik inferensi (inferring), membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explaining).
3)    Mengaplikasikan (Applying)
Mengaplikasikan mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Oleh karena itu, mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif, yaitu menjalankan (executing) dan mengimplementasikan (implementing).
4)    Menganalisis (Analyzing)
Menganalisis adalah menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut. Ada tiga macam proses kognitif yang tercakup dalam menganalisis, yaitu membedakan (differentiating), mengorganisir (organizing), dan menemukan pesan tersirat (attributting).
5)    Mengevaluasi
Mengevaluasi berkenaan dengan membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini, yaitu memeriksa(checking) dan mengritik (critiquing).
6)    Membuat (Create).
Membuat merupakan menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini, yaitu membuat (generating), merencanakan (planning), dan memproduksi (producing).
b)      Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
Pertama, Penerimaan (Receiving/Attending). Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya. Dalam pengajaran bentuknya berupa mendapatkan perhatian, mempertahankannya, dan mengarahkannya.
Kedua, Tanggapan (Responding). Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan.
Ketiga, Penghargaan (Valuing). Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek, fenomena, atau tingkah laku. Penilaian berdasar pada internalisasi dari serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan ke dalam tingkah laku.
Keempat, Pengorganisasian (Organization). Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di antaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten. Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or Value Complex) Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya-hidupnya.
c)      Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Pertama, Persepsi (Perception). Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan.
Kedua, Kesiapan (Set). Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.
Ketiga, Guided Response (Respon Terpimpin). Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba.
Keempat, Mekanisme (Mechanism). Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan cakap.
Kelima, Respon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response). Gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang kompleks.
Keenam, Penyesuaian (Adaptation). Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai situasi.
Ketujuh, Penciptaan (Origination). Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi atau permasalahan tertentu.
           
3)      Materi Menguasai Dasar Animasi Stop Motion
Materi ini berisi dengan materi sebagai berikut:
a.       Pembuatan dan manipulasi objek-objek dasar.
b.      Animasi Frame by Frame
c.       Tweening animasi:
1)      Motion tween
2)      Animasi putar
3)      Animasi skala
4)      Animasi alpha
5)      Shape tween
6)      Motion guide
d.      Teknik  penyisipan  suara  atau  audio  ke  dalam  dokumen animasi flash.
e.       Teknik  penyisipan  gambar  ke  dalam  dokumen animasi flash.

4)      Penelitian Terdahulu Yang Relevan.
Model Team Assisted Individualization (TAI) pernah digunakan dalam penelitian sebelumnya oleh Femy Marlia Lestari (2006) dengan judul penelitian ”Penerapan Belajar Kooperatif Model Team Assisted Individualization (TAI)  untuk meningkatkan Prestasi dan Minat Belajar Geografi SMA Kelas X di SMA Negeri 9 Malang”. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah Classroom Action Research (Penelitian Tindakan Kelas). Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif Model TAI dalam Kompetensi Dasar Menafsirkan bentuk muka bumi serta perkembangannya dapat meningkatkan prestasi belajar geografi siswa kelas X di SMA Negeri 9 Malang. Pembelajaran model TAI juga dapat meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran geografi kelas X di SMA Negeri 9 Malang.
Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (2008) dengan judul ”Penerapan Team Assisted Individualization (TAI)  dalam Pembelajaran Geografi untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas X.6 SMA Negeri 9 Malang”. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini juga sama dengan sebelumnya yaitu Classroom Action Research/Penelitian Tind akan Kelas. Adapun kesimpulan penelitianini adalah pembelajaran dengan model TAI meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa terhadap pelajaran geografi.
Berdasarkan evaluasi terhadap kedua penelitian tersebut ada beberapa pokok dalam Model Team Assisted Individualization (TAI)  yang masih perlu ditegaskan dalam penelitian dan belum terlaksana secara optimal pada kedua penelitian tersebut, yaitu Placement test dan Team study. Pada kedua penelitian tersebut placement test hanya berdasarkan ulangan materi sebelumnya dan tidak digunakan sebagai penentuan pembimbingan individual dalam kelompok belajar, tetapi hanya untuk pembagian kelompok sehingga dalam team study tidak dilaksanakan bimbingan oleh kelompok atas terhadap kelompok bawah. Dengan demikian karakteristik model TAI yang berupa pembelajaran individu dan pembimbingan individu (Assisted individualization) belum terlaksana secara optimal pada kedua penelitian tersebut.
Penelitian Fandria Noviasiska(2008) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TAI (Team Assisted Individualization) untuk Meningkatkan Aktifitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X-1 SMA Diponegoro Tulungagung” juga merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktifitas guru mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini ditunjang dengan hasil angket yang menunjukkan respon positif siswa terhadap aktifitas guru dalam model pembelajaran kooperatif TAI. Aktifitas siswa juga mengalami peningkatan. Perolehan prosentase pencapaian siswa klasikal pada siklus I 67,22% dengan taraf baik pada siklus II meningkat menjadi 76,94% dengan taraf baik. Prestasi belajar siswa juga meningkat dari data awal 54,51 menjadi 63,58 pada siklus I dan 75,18 pada siklus II.
Dari beberapa penelitian yang telah dipaparkan bisa ditarik kesimpulan bahwa metode pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

F.     RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN
1.      Subyek Penelitian
Subjek Penelitian adalah siswa kelas XI MM 1 di  SMK N 1 MAGETAN yang beralamat di Jalan Kartini No 1, Magetan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.
2.      Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu bersifat deskriptif dan tanpa menggunakan analisis statistik. Data hasil penelitian berupa kata-kata dan dipaparkan sesuai dengan kejadian yang terjadi di lapangan dan dianalisis secara induktif. Dalam penelitian ini peneliti sebagai instrumen utama, yang merencanakan, merancang, melaksanakan, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan dan membuat laporan penelitian. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif yang disampaikan oleh Moleong (2005:8-13) yaitu: (1) Latar alamiah, (2) peneliti sebagai instrumen utama, maksudnya adalah disamping sebagai pengumpul data dan penganalisis data, peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian, (3) metode kualitatif, (4) data dianalisis secara induktif, (5) teori dari dasar, (6) hasil penelitian bersifat deskriptif, (7) lebih mementingkan proses daripada hasil, (8) adanya batasan masalah yang ditentukan oleh fokus penelitian, (9) adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, (10) desain bersifat sementara, (11) hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama oleh peneliti dan orang-orang yang ada kaitannya dengan yang diteliti.
Pendekatan yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan jenis penelitian tindakan partisipan, karena peneliti berpartisipasi langsung dalam penelitian mulai dari awal sampai berakhirnya penelitian (As’ari dalam Niniwati, 2005: 30).

“Herawati (2005:6) mengemukakan beberapa ciri Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) adalah sebagai berikut:1) Masalah yang diteliti berupa masalah praktik pembelajaran sehari-hari di kelas yang dihadapi oleh guru, 2) Diperlukannya tindakan-tindakan tertentu untuk memecahkan masalah di kelas dalam rangka memperbaiki /meningkatkan kualitas pembelajaran, 3) Terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah dilakukan PTK pada siswa kelas yang bersangkutan, 4) Guru sendiri baik secara perorangan maupun kelompok berperan sebagai peneliti”.

Penelitian ini terdiri dari 2 siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Keempat tahap tersebut berlangsung secara berulang dalam siklus. Artinya, setiap siklus terdiri dari empat kegiatan tersebut.

3.      Pelaksanaan Penelitian
Tahap-tahap dalam penerapan metode pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) akan dibagi menjadi dua siklus. Sebelum melaksanakan siklus I terlebih dahulu dilakukan observasi awal untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada di kelas XI MM 1 SMK N 1 MAGETAN selama proses pembelajaran materi produktif. Observasi ini digunakan untuk mengetahui metode apa yang ada di kelas untuk mengetahui prestasi belajarnya. Setelah observasi dilakukan maka baru dilaksanakan siklus I dari penelitian tindakan kelas.


a)      SIKLUS I
Siklus I dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan (2x45menit). Tahapan pelaksanaannya terdiri dari:
1.      Tahapan perencanaan Tindakan
Hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan awal ini memperhatikan hasil observasi yang telah dilakukan sebelumnya. Beberapa hal yang dilakukan yaitu:
a.       Bertemu dengan guru mata pelajaran produktif untuk membicarakan persiapan tindakan dan waktu tindakan
b.      Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang menerapkan metode pembelajaaran Team Assisted Individualization (TAI). Penyusunan RPP ini dibantu oleh guru mata pelajaran produktif.
c.       Menyusun lembar kegiatan siswa dalam diskusi
d.      Menyiapkan lembar observasi dan catatan lapangan
e.       Menyiapkan perangkat tes hasil tindakan

2.      Pelaksanaan Tindakan
a.       Siswa diberi penjelasan tentang konsep pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Team Assisted Individualization.
b.      Siswa melakukan Placement test/tes untuk dibagi ke dalam kelompok-kelompok sesuai dengan kemampuan. Kelompok yang dimaksud adalah kelompok belajar yang terdiri dari 5-6 orang. Fungsi kelompok adalah untuk memastikan semua anggota kelompok ikut dan memiliki kesempatan yang sama untuk sukses.
c.       Guru menyampaikan  materi secara umum dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan bersama (Teaching Group)
d.      Siswa masing-masing membaca, memahami serta mencoba mengerjakan tugas yang diberikan secara individu sebelum berkelompok (Student Creative)
e.       Semua anggota kelompok bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan unit pembelajaran dari guru. Siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata membantu menjelaskan unit materi kepada siswa yang ada di bawah rata-rata (Assisted Individualization).
f.       Siswa menyampaikan hasil diskusi dengan kelompoknya dan kelompok lain memberikan tanggapan (Whole class unit)
g.      Siswa melakukan Fact test untuk mengetahui materi secara keseluruhan secara individu.
h.      Guru menghitung jumlah skor tiap tim. Skor ini didasarkan pada rata-rata nilai anggota kelompok dan dari tes. Kriteria yang dianut untuk menentukan kriteria kelompok adalah kriteria tinggi untuk kelompok super, kriteria menengah untuk kelompok hebat dan kriteria minimum untuk kelompok baik. Skor pengembangan individu berguna untuk memotivasi siswa agar belajar lebih giat(Team score and team recognition)

3.      Observasi
Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi ini digunakan untuk mengetahui aktivitas guru maupun siswa serta pelaksanaan tes akhir siklus I. Observasi ini juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan metode pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) ini dilakukan.

4.      Refleksi
Setelah menyelesaikan siklus I, peneliti bersama observer melakukan diskusi untuk membahas mengenai pelaksanaan tindakan. Hasil observasi dan diskusi ini akan digunakan untuk refleksi dalam rangka perbaikan tindakan pada siklus II. Indikator keberhasilan yang diukur dari siklus I ini:

Tabel indikator keberhasilan siklus I
Aspek
Pencapaian Siklus I
Cara Mengukur
Perhatian siswa terhadap guru yang menerangkan
70%
Pengamatan saat pembelajaran berlangsung, lembar pengamatan oleh peneliti, dilihat dari tingkat konsentrasi siswa terhadap penjelasan guru, mencatat, dan tidak ramai sendiri
Siswa yang menjawab pertanyaan
70%
Jumlah siswa yang menjawab pertanyaan dibagi jumlah keseluruhan siswa
Tim yang menyanggah atau menyetujui ide teman
70%
Jumlah tim yang menyanggah atau menyetujui ide teman dibagi jumlah keseluruhan tim
Ketepatan waktu tim untuk menyelesaikan tugas unit
70%
Jumlah tim yang menyelesaikan kuis tepat waktu dibagi jumlah keseluruhan tim
Aktivitas siswa be-kerjasama dalam tim
70%
Diamati ketika siswa melakukan diskusi,



b)      SIKLUS II
Pada dasarnya kegiatan pembelajaran pada siklus II tidak berbeda dengan pelaksanaan pada siklus pertama. Pelaksanaan siklus II secara rinci akan akan ditulis setelah refleksi pada siklus I. Siklus II dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan (2x45menit). Tahapan pelaksanaannya terdiri dari:
1.      Tahapan perencanaan Tindakan
Hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan awal ini memperhatikan hasil refleksi yang telah dilakukan sebelumnya. Beberapa hal yang dilakukan yaitu:
a.       Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang menerapkan metode pembelajaaran Team Assisted Individualization (TAI). Penyusunan RPP ini dibantu oleh guru mata pelajaran produktif.
b.      Menyusun lembar kegiatan siswa dalam diskusi
c.       Menyiapkan lembar observasi dan catatan lapangan
d.      Menyiapkan perangkat tes hasil tindakan

2.      Pelaksanaan Tindakan
a.       Guru menyampaikan  materi secara umum dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan bersama (Teaching Group)
b.      Siswa masing-masing membaca, memahami serta mencoba mengerjakan tugas yang diberikan secara individu sebelum berkelompok (Student Creative)
c.       Semua anggota kelompok bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan unit pembelajaran dari guru. Siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata membantu menjelaskan unit materi kepada siswa yang ada di bawah rata-rata (Assisted Individualization).
d.      Siswa menyampaikan hasil diskusi dengan kelompoknya dan kelompok lain memberikan tanggapan (Whole class unit)
e.       Siswa melakukan Fact test untuk mengetahui materi secara keseluruhan secara individu.
f.       Guru menghitung jumlah skor tiap tim. Skor ini didasarkan pada rata-rata nilai anggota kelompok dan dari tes. Kriteria yang dianut untuk menentukan kriteria kelompok adalah kriteria tinggi untuk kelompok super, kriteria menengah untuk kelompok hebat dan kriteria minimum untuk kelompok baik. Skor pengembangan individu berguna untuk memotivasi siswa agar belajar lebih giat(Team score and team recognition)
3.      Observasi
Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi ini digunakan untuk mengetahui aktivitas guru maupun siswa serta pelaksanaan tes akhir siklus II. Observasi ini juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan metode pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) ini dilakukan.

4.      Refleksi
Setelah menyelesaikan siklus II, peneliti bersama observer melakukan diskusi untuk membahas mengenai pelaksanaan tindakan. Indikator keberhasilan yang diukur dari siklus II ini:

Tabel indikator keberhasilan siklus II
Aspek
Pencapaian Siklus II
Cara Mengukur
Perhatian siswa terhadap guru yang menerangkan
80%
Pengamatan saat pembelajaran berlangsung, lembar pengamatan oleh peneliti, dilihat dari tingkat konsentrasi siswa terhadap penjelasan guru, mencatat, dan tidak ramai sendiri
Siswa yang menjawab pertanyaan
80%
Jumlah siswa yang menjawab pertanyaan dibagi jumlah keseluruhan siswa
Tim yang menyanggah atau menyetujui ide teman
80%
Jumlah tim yang menyanggah atau menyetujui ide teman dibagi jumlah keseluruhan tim
Ketepatan waktu tim untuk menyelesaikan tugas unit
80%
Jumlah tim yang menyelesaikan kuis tepat waktu dibagi jumlah keseluruhan tim
Aktivitas siswa be-kerjasama dalam tim
80%
Diamati ketika siswa melakukan diskusi,

4.      Metode Pengumpulan Data
a)      Tes
Pemberian tes dilakukan untuk mengukur prestasi belajar siswa pada siklu I dan II. Tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum penerapan metode pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) (pre-test) dan setelah guru menerapkan metode pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) (post-test)


b)      Observasi
Observasi yang dilakukan dalam penelitian bertujuan untuk mengamati kegiatan guru dalam pembelajaran. Untuk melakukan observasi tersebut peneliti dibantu oleh dua orang observer yang terdiri dari satu guru mata pelajaran produktif dan satu orang teman peneliti. Lembar observasi digunakan untuk mengukur kemampuan afektif dan psikomotorik
c)      Catatan Lapangan
Digunakan untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan situasi kelas atau subyek yang tidak terdapat selama proses pembelajaran berlangsung.
d)     Dokumentasi Foto
Dokumentasi foto merupakan bukti autentik bahwa penelitian telah dilaksanakan. Foto juga berfungsi sebagai pelengkap sumber data. Tahapan analisis data dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang diperoleh selama penelitian, selanjutnya data tersebut ditelaah dan diolah melalui kategori data. Dalam penelitian ini data diolah secara deskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data.
5.      Teknik Analisis Data
Tahapan analisis data dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang diperoleh selama penelitian, selanjutnya data tersebut ditelaah dan diolah melalui kategori data. Dalam penelitian ini data diolah secara deskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data.
Data yang telah diperoleh dianalisis sebagai berikut:
1.      Data penerapan metode pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)
Data diperoleh dari lembar observasi yang dilaksanakan oleh observer. Data penerapan langkah-langkah pembelajaran dianalisis secara deskriptif berdasarkan ketercapaian tindakan yang dilakukan oleh guru. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya tanda cek pada kolom “ya” di lembar observasi.

Ketercapaian tindakan guru pada siklus 1 diukur dari presentase yang dicapai guru pada siklus 1. Tindakan dikatakan tercapai jika presentase telah mencapai ≥ 75 %. Sedangkan ketercapaian tindakan guru pada siklus 2 dikatakan tercapai jika presentase telah mencapai ≥ 85 %.
2.      Data prestasi belajar siswa
Untuk menentukan ada tidaknya peningkatan prestasi belajar pada setiap siklus, skor tes dari setiap siklus dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) perseorangan dan klasikal. Skor yang diperoleh kemudian dinyatakan dalam bentuk prosentase yang menyatakan ketuntasan belajar secara klasikal. Menurut ketentuan
a.               Secara perseorangan siswa telah tuntas belajar bila daya serapnya 80% untuk siswa kelas X. siswa dianggap telah mencapai kriteria ketuntasan minimal apabila nilai tesnya ≥80
b.      Secara klasikal dianggap tuntas belajar apabila telah mencapai 85 % dari ∑ siswa yang mencapai daya serap minimal 80%. Ketuntasan belajar klasikal dapat ditulis sebagai berikut:
Kriteria keberhasilan prestasi belajar ditentukan dari:
1.      KKM  Perorangan: jumlah presentase (%) siswa yang skor naik semakin meningkat antara nilai awal dengan siklus 1 dan antara siklus 1 dengan
siklus 2.
2.      KKM Klasikal: dengan membandingkan presentase (%) ketuntasan klasikal antara siklus 1 dan siklus 2 dengan kriteria presentase semakin besar atau meningkat dari siklus 1 ke siklus 2.

G.   JADWAL PENELITIAN
No
Kegiatan
Bulan
apr
mei
jun
jul
agu
sep
okt
nov
1
Penyusunan desain operasional








2
Pembuatan perangkat pembelajaran








3
Pelaksanaan tindakan








4
Pengumpulan data








5
Analisis data








6
Pembuatan draft laporan








7
seminar








8
Pembuatan laporan akhir











H.    DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2002 . Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: P.T. Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S.B. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hidayati, Nurul. 2009. Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Model Team Assisted Individualization (TAI) terhadap Hasil Belajar IPS Geografi Kelas VII SMP Negeri 4 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Pustaka Yustisia. 2007. Panduan Lengkap KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) SD, SMP, SMA. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, R.E. 2005. Cooperative Learning. Teori, Riset dan Praktik. Terjemahan oleh Nurulita Yusron. 2008. Bandung: Nusa Media.

Sudjana. 2002. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakaraya.

Waryuman, Devi. 2010. Penerapan Metode Pembelajaran Team Assisted Individualization untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Universitas Pendidikan Indonesia.

Wilhelmina, Crhristiana Demaja. 2007. Pengaruh Metode Pembelajaran Team Assisted Individualization vs Individual dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar Matakuliah Evaluasi Pendidikan Agama Kristen Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Ambon. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

e-learning readiness